Aku bukan Aku yang Aku Impikan
Source: Pixabay/DariuszSankowski |
Kemarin sehabis meeting dengan salah satu perusahaan ternama, aku termenung. Banyak hal yang terjadi di hidupku akhir-akhir ini. Hal ini membuatku berpikir inikah yang aku inginkan sebenarnya?
Kalau bukan karena uang, mungkin tak kujalaninya hidupku saat ini. Banyak orang bilang kejarlah passion, passion. Hey, aku juga ingin mengejar passionku. Menulis sambil jalan-jalan, menikmati pemandangan, tidak terikat jadwal. Itu yang alam bawah sadarku impikan pada saat itu. Tapi dengan berjalannya waktu, aku lihat banyak orang mengejar karir "kayaknya kok enak ya, uangnya banyak, dikenal banyak orang, keliatan happy terus",akhirnya aku tenggelam dalam keadaanku sekarang.
Hey, jangan salah!. Aku menyukai pekerjaanku lho tapi aku tak menikmatinya. Hahaha. Sempat lama aku berhenti menulis yang akhirnya bikin hidup makin hitam putih. Kayak robot!. Tanpa warna untuk INFP sepertiku. Aku pikir awalnya passionku adalah bekerja, tapi ternyata bukan. Menulis buat aku adalah terapi dan aku bisa berjam-jam utak atik blogku tanpa ingat waktu.
Di atas gojek, aku melihat sibuknya ibukota dan lahirlah puisi random ini:
Deretan gedung ternama
Menghias jalanan ibukota
Kulihat tubuhku di dalamnya
Tapi tak kutemukan diriku disitu
Hah! Kemana aku?
Oh... aku tenggelam dalam tumpukan buih
Buih yang bagi orang adalah emas
Bagiku buih tetaplah buih
Inginku jadi orang lain
Tapi tak bisa
Diriku menolak
Bertopengnya aku tiap hari
Topeng melekat kuat di ragaku
Tapi jiwa tetaplah murni
Aku adalah aku
Bukan seorang yang aku impikan
Yah mungkin untuk sekarang aku masih berkutat dengan buih-buih. Tapi aku harap ke depannya aku bisa lebih kuat lebih tangguh untuk mengejar apa yang aku inginkan. Mulai sekarang, aku akan coba menata hidupku. Aku masih bisa bekerja sambil menulis. Setidaknya itu cukup buatku saat ini. ☺☺
Komentar