Laporan Praktikum Produk Aromaterapi (Bab III-Akhir)
III. TINJAUAN PUSTAKA
Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan. Minyak atsiri memiliki komponen volatil pada beberapa tumbuhan dengan karakteristik tertentu. Saat ini, minyak atsiri telah digunakan sebagai parfum, kosmetik, bahan tambahan makanan dan obat (Buchbauer, 1991). Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup, senyawa tersebut secara cepat berinteraksi sistem syaraf pusat dan langsung merangsang pada sistem olfactory, kemudian system ini akan menstimulasi syaraf-syaraf pada otak dibawah kesetimbangan korteks serebral (Buckle, 1999).
Senyawa-senyawa berbau harum atau fragrance dari minyak atsiri suatu bahan tumbuhan telah terbukti pula dapat mempengaruhi aktivitas lokomotor (Buchbauer, 1991). Aktivitas lokomotor merupakan aktivitas gerak sebagai akibat adanya perubahan aktivitas listrik yang disebabkan oleh perubahan permeabelitas membran pascasinaptik dan oleh adanya pelepasan transmitter oleh neuron prasinaptik pada system syaraf pusat (Gilman,1991).
Menurut Roemantyo dan Harini (1999) aroma terapi merupakan aplikasi terapi yang menggunakan aroma atau wewangian segar yang diperoleh dari beberapa jenis tumbuhan. Kemudian Rachmi Primadiati seorang dokter ahli kecantikan dan aromatologi mengemukakan bahwa aroma terapi itu satu teknik terapi yang menggunakan minyak atsiri dari tumbuhan dengan cara dihirup, diminum, dioleskan, atau dipijatkan (Anonim, 2003). Selanjutnya dikatakan juga bahwa aroma terapi ini adalah bagian dari kedokteran naturopati sebagai kesadaran kembali ke alam karena timbulnya efek samping akibat penggunaan obat sintetis. Ada juga yang berpendapat bahwa aroma terapi adalah salah satu terapi alternatif dimana terdapat seni dan ilmu dalam menggunakan minyak aroma terapi, yang diekstrak dari daun, bunga kulit, pohon biji maupun akar tanaman, dengan demikian merupakan pengobatan dengan menggunakan kekuatan dari tumbuhan (life force of plant) (Anonim, 2006). Paduan ini sangat berguna untuk perawatan dan penyembuhan fisik serta mental.
Indera terkuat dari manusia adalah indera penciuman, sehingga dengan menghirup wewangian minyak atsiri dapat menimbulkan efek yang kuat pada tubuh manusia. Hal ini disebabkan karena minyak atsiri larut dalam lemak, termasuk lemak pada tubuh manusia sehingga terserap dalam tubuh. Pemahaman ini telah berkembang sehingga aroma terapi juga digunakan untuk perawatan dan penyembuhan fisik serta mental. Proses terapi umumnya diawali dengan penciuman, aroma wewangian dapat langsung mencapai paru-paru dan sistem sirkulasi darah begitu aromanya tercium. Ukuran molekul minyak atsiri sangat kecil sehingga mampu mempengaruhi system syaraf, pembuluh kapiler darah dan kelenjar getah bening yang terdapat di dalam lapisan terluar kulit manusia, tepat dibagian bawah epidermis. Efek terbesar dalam aroma terapi ini terjadi pada bagian otak, melalui sistem syaraf yang berhubungan dengan indera penciuman. (Roemantyo dan Harini. 1999).
Sebetulnya tujuan dari aroma terapi ini adalah mengambil manfaat minyak atsiri yang berasal dari tumbuhan yang mengandung zat atau bahan aktif yang digunakan oleh tumbuhan tersebut untuk mempertahankan diri terhadap serangan dari luar, misalnya hama atau serangga. Zat tersebut tidak lain adalah hormon tumbuhan (Anonim, 2006). Dietrich Gumbel dari Jerman pernah meneliti tumbuhan dan menemukan bahwa secara fisiologi manusia dan tumbuhan punya kesamaan dalam hal hormon, enzim, dan susunan kimia di dalam tubuh. Hasil penelitian itu mengungkapkan bahwa bagian atas tumbuhan memiliki efek penyembuhan pada bagian kepala manusia dan menembus epidermis (bagian atas) kulit. Bagian ranting dan daun mempunyai efek penyembuhan pada jantung dan paru-paru dan menembus dermis (bagian tengah) kulit. Sementara itu, bagian akar dan kayu berkhasiat menyembuhkan bagian perut manusia (Anonim, 2003).
Menurut Rachmi dalam Anonim (2003), minyak atsiri mengandung bahan kimia asli dari tumbuhan berupa zat antiseptik seperti fenol, alkohol dan molekul-molekul spesifik lainnya sehingga kekuatan penyembuhan minyak ini mencapai 100 kali tumbuhan aslinya. Khasiatnya selain menyebarkan bau harum juga menyembuhkan berbagai penyakit, minyak atsiri juga punya efek anti-inflamasi yang mempercepat proses penyembuhan. Pada tahun 1887, khasiat minyak atsiri sebagai antiseptik pernah diteliti oleh Chamberlain, dan hasilnya membuktikan bahwa minyak atsiri memang memiliki manfaat sebagai antiseptik.. Selain itu Rachmi juga mengemukakan bahwa minyak atsiri di samping mengandung molekul wangi juga mengandung molekul yang menyembuhkan, sebab kandungan zat-zat kimia alami dari tumbuhan tersebut bersifat antioksidan, sehingga mampu membantu mencegah proses pembusukan.
Pijat ditetapkan sebagai manipulasi jaringan lunak dari sistem musculoskeletal, telah dilakukan selama berabad-abad hamper dalam setiap budaya di seluruh dunia (Vickers dan Zollman, 1999). Penggunaan pijat penyembuhan untuk tujuan pertama kali didokumentasikan di Cina medis manuskrip datang kembali tahun 4000 (Greene, 2000). Pijat membantu mengatur tingkat gula darah, meningkatkan kepatuhan diet, dan mengurangi kegelisahan dan depresi pada anak-anak dengan diabetes (Field, et al. 1997). Virgin Coconut Oil (VCO) yang terbuat dari daging buah minyak kelapa segar. Prosesnya semua dilakukan dalam suhu yang relatif rendah. Daging buah diperas santannya. Santan ini diproses lebih lanjut melalui proses fermentasi, pendinginan, tekanan mekanis atau sentrifugasi. Penambahan zat kimiawi anorganis dan pelarut kimia tidak dipakai serta pemakaian suhu tinggi berlebihan juga tidak diterapkan. Hasilnya berupa minyak kelapa murni yang rasanya lembut dan bau khas kelapa yang unik. Apabila beku warnanya putih murni dan dalam keadaan cair tidak berwarna atau bening (Budi, 2007).
Ketaren (1987) menjelaskan bahwa minyak nilam mempunyai keunggulan dibanding minyak atsiri yang lain, yaitu daya lekatnya cukup tinggi, tidak mudah menguap, tidak mudah tercuci, dapat larut dalam alkohol, dan dapat dicampur dengan minyak eteris lainnya. Kandungan senyawa minyak nilam, antara lain benzaldehid (2,3%), kariofilen (17,29%), a-patchoulien (28,28%), buenesen (11,76%) dan patchouli alkohol (40,04%). Kandungan minyak nilam pada daun sebesar 5-6%, batang, cabang dan ranting sebesar 0.4-0.5%. Minyak sereh wangi bersifat menenangkan, menyegarkan dan mempertajam pikiran, dapat digunakan sebagai penolak serangga dan kucing, untuk perawatan kulit, dan sebagai obat urut.
Minyak pala merupakan cairan jernih (hampir tidak berwarna – kuning muda), diperoleh dari proses penyulingan serbuk biji dan fuli pala. Minyak pala ini mengandung unsur-unsur psikotropik (berkhayal, halusinasi), memiliki daya bunuh yang hebat terhadap larva serangga, dan dapat digunakan sebagai penyegar pasta gigi, pencampur aroma tembakau. Komponen yang terdapat dalam minyak pala ini diantaranya adalah eugenol, iso-eugenol, terpineol, borneol, linalol, geraniol, safrole, terpene, aldehide. Minyak pala memiliki khasiat mengatasi masalah sirkulasi darah, otot, persendian, asam urat (gout), sakit dan nyeri otot, rematik, kembung, salah pencernaan, lemah pencernaan, mual, dan membantu melawan infeksi bakteri.
IV. PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
A. Massage Oil
1. Aroma
Panelis | kel 1 | kel 2 | kel 3 | kel 4 | kel 5 | kel 6 |
1 | V | V | V | V | VVV | |
2 | V | V | V | V | VV | VV |
3 | V | V | V | | V | VV |
4 | V | V | V | V | V | VV |
5 | | V | V | | V | VVV |
6 | V | V | VV | | VV | VV |
7 | V | V | VV | | VV | VV |
8 | V | V | | | | VVV |
9 | | V | | | V | VV |
10 | | VV | | | | VV |
2. Warna
Panelis | kel 1 | kel 2 | kel 3 | kel 4 | kel 5 | kel 6 | |
1 | V | VV | VV | V | V | VV | |
2 | V | VVV | VV | V | V | VVV | |
3 | | VVV | VV | V | VV | VVV | |
4 | | VVV | VV | V | V | VV | |
5 | | VVV | VV | | V | VV | |
6 | V | VV | VV | V | V | VV | |
7 | V | VV | VV | V | V | VV | |
8 | | VV | V | | V | VV | |
9 | | VV | | V | VV | VVV | |
10 |
| VV | | | VV | VV |
3. Kelekatan
Panelis | kel 1 | kel 2 | kel 3 | kel 4 | kel 5 | kel 6 |
1 | | VV | V | | VVV | VVV |
2 | | V | | | VVV | VV |
3 | | VV | | | VVV | VV |
4 | | VV | | | VV | VVV |
5 | | V | | | V | VV |
6 | | V | | | | |
7 | | VV | | | | |
8 | | VV | | | V | VV |
9 | | VV | | | VV | VV |
10 | | VV | | | V | V |
Komentar