Cirikhas Gerakan Penginjilan yang dikerjakan Roh Kudus
Kesaksian oleh Bapak Andy dari Denpasar, disertai tim dari Pondok Kasih, yang melayani pecandu narkoba, penderita HIV/AIDS, waria, punk.
Bapak Andy menyaksikan bahwa pelayanan yang dilakukannya dimulai dari komunitas kecil mengikuti cara Tuhan Yesus agar mendapatkan hasil seperti Yesus
1. Gairah atau semangat tinggi
Diperlukan gairah/hasrat tinggi – bukan program tersusun – dalam melayani pecandu narkoba yang karakter, mental, spiritual dan jasmaninya tidak stabil. Segala bentuk intimidasi, kekecewaan, sakit hati, dll. haruslah ditanggapi sebagai berkat Tuhan; sebaliknya, tidur di hotel atau makan enak merupakan bonus dari Tuhan.
Tindakan berlandaskan hasrat dan semangat tinggi haruslah ditandai dengan berani bayar harga bukan untuk kepentingan gereja atau seseorang tetapi demi Tuhan, sama seperti buah masak di pohon akan terkena panas teriknya matahari, curahan hujan lebat dan kencangnya angin untuk mematangkan buah tersebut, ini merupakan ujian pengendalian diri.
Misi penginjilan berada di garis depan, berarti tidak memusingkan kebutuhan diri sendiri bahkan harus melepaskan semua hak seperti yang dilakukan Yesus. Ketika Yesus menghadapi perempuan Samaria, Ia memosisikan perempuan tersebut sebagai subjek (sahabat di samping), bukan objek (di seberang) dengan bercakap-cakap dengannya. Akibatnya, seisi kampung dimenangkan oleh perempuan tersebut. Demikian pula dengan orang gila di Gerasa, setelah disembuhkan Yesus, ia disuruh kembali untuk memenangkan kampungnya. Tanpa semangat tinggi, kegerakan tidak akan tercapai.
2. Komitmen tinggi
Karena berada di baris depan, seorang penginjil harus siap diproses secara luar biasa. Dia harus siap berkorban secara pribadi agar tujuan dapat dicapai. Mengapa kejenuhan dapat terjadi di dalam pelayanan penginjilan? Karena belum melihat janji Tuhan. Kita ingat cerita tentang dua belas pengintai Israel, yang sepuluh begitu ketakutan sedangkan dua orang lainnya, Kaleb dan Yosua, begitu percaya diri karena mereka berada di stand point yang jelas hingga mereka dapat melihat janji Tuhan.
Tanpa komitmen, tidak akan ada kegerakan.
3. Hubungan dengan sesama
Ini adalah cara yang dilakukan oleh Yesus bila kita ingin memperoleh hasil seperti Dia. Dari hubungan antara manusia dengan manusia (Yesus dengan pemungut cukai, orang gila dari Gerasa, wanita Samaria) mereka yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan tidak pernah berhenti berbicara tentang ‘kabar baik’ – bagaikan ‘virus’ yang menular tanpa dapat diisolasi. Kegerakan tidak akan terjadi tanpa hubungan luas di tengah-tengah orang yang belum percaya. Kita dapat saling menguatkan dan satu per satu akan diselamatkan.
4. Mobilisasi cepat
Pola sederhana untuk mendapatkan pemimpin secara cepat ialah dipilih dari dalam, misal: untuk memenangkan punk yang belum bertobat haruslah menemukan pemimpinpunk yang sudah bertobat karena dia tahu betul karakter mereka. Mereka tidak dikontrol tetapi dibimbing, Roh Kudus dan Firman Tuhanlah yang bekerja hingga ‘kabar baik’ dapat disebarkan kepada semua orang di semua tempat.
5. Pola dan bentuk pelayanan sesuai konteks lokal
Injil Yesus tetap sentral tetapi ‘bungkus’ gereja disesuaikan dengan kondisi orang yang dilayani sehingga pola pelayanan bersifat fleksibel dan tidak ada keseragaman. Contoh: gereja pantai – para penjaga pantai dan surfers, sebelum melaut mereka diajak ngobrol dan dengan bergandengan tangan berdoa bersama; gereja di bawah pohon – dua minggu sekali para PSK berkumpul dan PSK yang sudah tobat memberi kesaksian.
Selain bpk. Andy berbagi pengalaman dalam pelayanan penginjilan, seorang gadis eks pecandu narkoba yang sudah bertobat dan menikah juga menyaksikan pengalamannya bagaimana dia terjerumus ke dalam obat-obat terlarang saat berumur 13 tahun (karena tidak ada perhatian dari orang tua yang terlalu sibuk bekerja meskipun berlatar belakang agama dan adat ketat) dan bagaimana dia bertobat setelah melalui jatuh-bangun dari kecanduan dan sekarang melayani penderita HIV/AIDS.
Motonya: lebih baik jadi mantan pecandu dan bajingan daripada mantan orang baik-baik. Kesaksian disambung dengan Bpk. Adianto yang melayani anak-anak punk – berjiwa pemberontak terhadap kemapanan dan rutinitas dengan mengekspresikan melalui gaya berpakaian dan rambut yang khas – untuk menyelamatkan generasi muda.
Tidakkah hati kita tergerak setelah mendengar kesaksian mereka? Ternyata masih banyak orang tercengkeram dalam genggaman tangan Iblis untuk binasa bersamanya karena mereka tidak mengenal siapa Tuhan Yesus, Penyelamat manusia. Janganlah berpangku tangan dan tetap hidup dalam zona kenyamanan, mulailah kita peduli dengan keselamatan mereka sesuai dengan mandat Tuhan supaya tidak ada seorang pun binasa tetapi memperoleh hidup kekal.
Amin.
source: gkga-sby.org
Komentar